MOSKOW – Rusia telah memperingatkan bahwa intervensi militer di Niger akan mengarah pada “konfrontasi yang berkepanjangan” setelah blok regional ECOWAS mengatakan akan membentuk pasukan siaga.
Intervensi semacam itu akan mengguncang wilayah Sahel secara keseluruhan, kata kementerian luar negeri Rusia, demikian diwartakan BBC.
Rusia tidak secara resmi mendukung kudeta tersebut.
Namun Amerika Serikat (AS), yang mendukung upaya untuk memulihkan pemimpin terguling Mohamed Bazoum, mengatakan kelompok tentara bayaran Wagner mengambil keuntungan dari ketidakstabilan tersebut.
Pada Jumat, (11/8/2023) pendukung kudeta, beberapa mengibarkan bendera Rusia, memprotes pangkalan militer Prancis di dekat ibu kota Niamey, beberapa meneriakkan “turunkan Prancis, turunkan ECOWAS”.
Baik Prancis maupun AS mengoperasikan pangkalan militer di Niger dan mereka telah digunakan untuk melancarkan operasi melawan kelompok jihadis di wilayah yang lebih luas.
Pejabat militer dari negara-negara ECOWAS dilaporkan akan bertemu pada Sabtu, (12/8/2023) untuk menyusun rencana intervensi militer.
Blok tersebut mengatakan tetap terbuka untuk menemukan solusi diplomatik untuk krisis tersebut, tetapi Presiden Nigeria Bola Tinubu mengatakan pada hari Kamis bahwa “Tidak ada opsi yang diambil dari meja, termasuk penggunaan kekuatan sebagai upaya terakhir”.
Baca Juga: Dorong Desa Wisata, Pertamina Luncurkan Wajah Baru Balkondes Wringinputih
Follow Berita Okezone di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Quoted From Many Source