Siapa Pencetus Tanam Paksa di Hindia Belanda? : Okezone Nasional

Berita40 Dilihat

JAKARTA – Dari rangkaian peristiwa sejarah Indonesia, periode penjajahan Belanda menjadi salah satu masa gelap yang pahit. Hingga kini, bayang-bayang peristiwa dari kebijakan eksploitatif seperti tanam paksa yang menciptakan penderitaan terhadap rakyat tak akan pernah terlupakan.

Namun, siapakah yang bertanggung jawab atas pembuatan sistem kontroversial tersebut? Dalam artikel ini, akan dikupas sejarah dan mencari tahu siapa yang berperan sebagai pencetus sistem tanam paksa di Hindia Belanda SAAT era penjajahan.



Sosok pencetus tanam paksa di era kolonialisme Hindia Belanda (Indonesia) adalah Johannes van den Bosch. Pria berkewarganegaraan Belanda ini mencetuskan sistem tanam paksa atau cultuurstelsel di masa penjajahan Indonesia.

Johannes van den Bosch saat itu merupakan seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Johannes Van den Bosch lahir pada 2 Februari 1780 di Herwijnen, Belanda dan merupakan putra dari Johannes van den Bosch Sr., yang berprofesi sebagai dokter, dan Adriana Poningh.

Awal mula Van den Bosch datang ke Hindia Belanda (Indonesia) adalah ketika ia dikirim ke Batavia (Jakarta) setelah ia mendaftar sebagai tentara Republik Batavia atas keinginannya sendiri.

Dengan pangkatnya sebagai Letnan, van den Bosch menjadi ajudan yang akrab dengan para gubernur serta jenderal setelah ia berhasil menginjakkan kaki di Pulau Jawa pada 1797.

Tak hanya itu, ia turut melibatkan diri terhadap urusan perdagangan serta politik ekspansi di Hindia Belanda (Indonesia) sehingga Johannes van den Bosch berhasil menaikkan pangkatnya menjadi kolonel berkat kontribusinya.

Namun, ia harus melepaskan pangkat tersebut setelah berselisih dengan seorang Gubernur Jenderal baru, Herman Willem Daendels, pada tahun 1808 dan kembali ke Belanda.

Awal Mula Pencetusan Tanam Paksa

Baca Juga  Meski Gibran Maju Cawapres, Ahok Dukung Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD : Okezone Nasional

Meskipun harus kembali ke Belanda, van den Bosch berupaya mengembalikan kejayaanya dengan aktif terlibat dalam urusan pemerintahan dan memperbaiki perekonomian terutama memajukan sektor perdagangan sehingga ia berhasil mendapatkan pangkat Letnan Jenderal pada 1828.

Dicetuskannya sistem tanam paksa pada 1830 bermula ketika kondisi perekonomian Belanda pada masa itu sedang sangat kacau. Salah satu yang menjadi faktor kosongnya kas negara Belanda yaitu karena biaya perang untuk melawan rakyat pribumi Indonesia dan negara lain.



Follow Berita Okezone di Google News


Memerlukan solusi yang cepat untuk segera memulihkan anggaran, Johannes van den Bosch kemudian menyarankan agar setiap tanah jajahan mereka harus menanam tanaman yang laku dijual di pasar global.

Atas gagasan tersebut, diciptakanlah sistem yang bernama cultuurstelsel yang artinya sistem tanaman (culture system atau cultivation system) atau dikenal dengan Tanam Paksa

Alasan mengapa para rakyat pribumi Indonesia menamainya sebagai sistem paksa adalah karena proses yang dilakukan dalam menanam tanaman tersebut bersifat pemaksaan. Terlebih lagi, adanya hukuman fisik yang berat bagi pelanggar sistem tersebut menambah kesan paksaan yang tidak berperikemanusiaan.

Setelah usulannya berhasil diterima para pemerintah Belanda, Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Belanda ke-43 pada 1830, di tahun yang sama setelah dicetuskannya sistem yang ia usulkan.

Akhir Perjalanan Johannes van den Bosch

Atas tuaian berbagai kritik atas kebijakannya yang menyengsarakan rakyat Indonesia, sistem Tanam Paksa pun dihapus. Johannes van den Bosch pun kembali ke Belanda pada tahun 1834 dan diangkat menjadi Menteri Urusan Daerah Jajahan.

Setelah perjalanan panjang, Johannes van den Bosch mendapatkan gelar Count van den Bosch setelah mengundurkan diri dari jabatan menteri pada tahun 1840.

Baca Juga  Video Twitter Badiraguato Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pada 28 Januari 1844, Johannes van den Bosch menghembuskan napas terakhirnya karena sakit di Den Haag, Belanda.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *