BANDUNG BARAT – Memasuki musim peralihan musim atau disebut pancaroba, masyarakat di Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus ekstra lebih waspada terhadap Demam Berdarah Dangue (DBD). Sebab, tren penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu biasanya meningkat saat musim pancaroba.
“Yang mesti diwaspadai dari peralihan musim adalah penyebaran penyakit DBD,” ujar Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto saat dihubungi, Rabu (15/11/2023).
Dinas Kesehatan KBB sendiri mencatat dari Januari hingga November tahun ini sudah ada 447 warga Bandung Barat yang terkena DBD. Dua di antaranya meninggal dunia.
Hernawan mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan memberantas tempat-tempat yang berpotensi dijadikan tumbuhnya jentik nyamuk aedes aegypti.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menguras genangan-genangan air yang menjadi tempat sarang nyamuk, menutup tempat air, dan mengubur barang-barang yang berpotensi menimbulkan genangan air,” imbuh dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan KBB, Nurul Rasihan menambahkan, kasus DBD terbanyak di Kecamatan Cikalongwetan dan Kecamatan Cililin.
“Di Cikalongwetan ada 80 kasus dan Cililin. 61 kasus DBD,” ucap Nurul.
Ia tak memungkiri, perubahan cuaca dari kemarau ke musim hujan membuat populasi nyamuk meningkat. Sehingga kerap terjadi peningkatan kasus DBD. Menurutnya, pencegahan DBD paling efektif dengan 3 M yaitu Menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
“Kalau fogging (pengasapan) tidak efektif mencegah DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tak bisa membunuh jentik,” kata dia.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
(wal)
Quoted From Many Source